LEGENDA DESA CURUG
Alkisah, ada sebuah hutan yang terkenal keangkerannya. Konon, setiap orang yang berjalan melewati hutan tersebut jika berjumlah ganjil, salah satunya akan hilang. Hal ini membuat warga takut melewati hutan tersebut.
Suatu hari, Kyai Demang Kerto Suro (Kyai Lamper), mengutus muridnya yang bernama Bakat, untuk membuka hutan itu menjadi perkampungan. Hal ini tentunya tidak mudah karena banyak makhluk jahat yang menghuni hutan tersebut.
Kyai Lamper memilih Bakat karena ia salah satu murid yang memiliki banyak kelebihan. Bakat memiliki kesaktian luar biasa dan mempunyai bakat prajurit, oleh karena itu dia dinamakan Bakat oleh Kyai Lamper.
Bakat berangkat mengemban amanat sang guru dengan dibantu santri-santri yang lain yang berjumlah ganjil. Sesampainya di hutan, beliau bersama teman-temannya santri, mulai membuka hutan. Disana dijumpainya banyak kulit bukur (kerang putih). Oleh Bakat daerah tersebut kemudian diberi nama Bukuran.
Saat beristirahat di bawah pohon kepuh/doro, beliau dikagetkan dengan munculnya hewan aneh, seekor curut putih besar yang konon suka makan manusia. Hewan tersebutlah yang membuat warga sering hilang secara misterius. Curut putih merupakan jelmaan jin/siluman yang melakukan ritual untuk mendapatkan kesaktian dengan memakan manusia.
Pertarungan pun tak dapat dielakkan. Mbah bakat berhasil mengalahkan siluman curut putih tersebut. Curut putih pun memohon ampun dan berjanji tidak akan mengganggu manusia lagi. Mbah Bakat pun mengampuninya dan memerintahkan Curut Putih untuk menempati sungai yang terdapat grojogan yang berada tidak jauh dari tempat tersebut.
Kemudian oleh Mbah Bakat daerah tersebut diberi nama Curug, yang berasal dari nama curut dan grojogan.
Menurut Sukiman, juru kunci makam Mbah Bakat, Sampai sekarang warga masih mengeramatkan sungai grojogan tersebut, karena disebelah sungai tersebut terdapat makam Mbah Bakat, pembuka desa sekaligus pengusir bahaya dari desa itu.
Dukuh Bukuran dan Dukuh Curug kemudian jadi satu wilayah Desa Curug.
EmoticonEmoticon