PERADABAN JAWA KUNO: SELAYANG PANDANG

PERADABAN JAWA KUNO: SELAYANG PANDANG

03:04 0
PERADABAN JAWA KUNO: SELAYANG PANDANG
Peradaban Jawa Kuno pastilah pernah berlangsung di pulau Jawa walaupun pengaruh atau penyebarannya pernah sampai ke luar Jawa. Pengaruh Jawa atas wilayah luar Jawa sering juga disebut sebagai "jawanisasi". Dalam konteks Bali Kuno, jawanisasi sangat terasa, yaitu ketika Bali diperintah oleh raja-raja keturunan raja asal Jawa atau yang ditugaskan di Bali. Jawanisasi nampak menguat pada masa pemerintahan raja Udayana dengan permaisurinya Mahendradatta alias Gunapriyadharmapatni. Pengaruh Jawa atas Bali semakin terasa ketika Krsnakepakisan asal Majapahit memerintah Bali. Krsnakepakisan adalah seorang Brahmana yang sengaja ditugaskan di Bali oleh Hayam Wuruk (Majapahit) untuk menentramkan Bali karena banyak terjadi pergolakan. Namun, kita sering kurang jelas: Apa yang dimaksud 'Jawa Kuno'? Kapan periodasasi Jawa Kuno ini dimulai dan kapan berakhir? Adakah karakter umum peradaban Jawa Kuno ini? Persoalan ini penting dipahami untuk menempatkan persoalan kebudayaan Jawa dalam perspektif sejarah kebudayaan Indonesia yang benar.

Istilah 'Jawa' berkaitan dengan dua segi:
"Budaya dan geografi. Secara budaya, istilah 'Jawa' mengacu kepada sekelompok manusia yang memiliki ciri-ciri budaya tertentu yang membedakannya dari masyarakat lain. Pemahaman batas wilayah budaya ini didasarkan atas asumsi bahwa masyarakat pendukungnya pernah memiliki pengalaman sejarah yang sama pada masa lalu. Pengalaman yang sama itu nampak dalam dua hal, yakni digunakannya bahasa Jawa Kuno sebagai bahasa resmi di wilayah tersebut dan dianutnya Hindu dan Buddha sebagai kepercayaan utama. Penggunaan bahasa yang sama, tentunya, mencerminkan bahwa pendukungnya berasal dari kelompok etnik yang sama. Sedangkan penganutan agama Hindu dan Buddha, tentunya, dikarenakan pendukung kebudayaan Jawa tersebut pernah mendapat pengaruh kuat dari kedua agama yang berasal dari luar Jawa itu".
ANTARA MITHOS DAN FAKTA

ANTARA MITHOS DAN FAKTA

04:44 0
ANTARA MITHOS DAN FAKTA
* Sebuah kasus literasi perjumpaan Serat dengan Prasasti.

----- Hanya dari sebuah kalimat : "Walu rumambat ing natar" yg tercantum pada isi prasasti Sangguran (850 S = 928 M) dari zaman raja Dyah Wawa di kerajaan Medang.,
dengan kalimat serupa di dlm mithos Ki Ageng Sela; dari "Serat Rerenggan Kraton" (SRK) semasa raja HB IV di kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (1814 M+) - - -
telah tersambung sebuah nilai normatif yg mewakili gambaran bagaimana unsur "LOCAL GENIUS" (kearifan lokal) Nusantara masih lestari, mengarungi 9 abad atau hampir satu millenia peredaran zaman.

I. MITHOS KI AGENG SELA
----- Ki Ageng Sela alias Ki Ngabdul Rohman mrpk sesepuh yg sangat disegani di padukuhan dusun Sela. Mengingat pd zaman doeloe literasi (bacaan) hanya dikenal oleh segelintir golongan saja, maka praktis bagi rakyat yg awam (dan 'buta aksara') mengenal berbagai ceritera secara tutur tinular ; akibatnya kemudian karakter tokoh dari sebuah Serat berkembang menjadi mithos yg hidup bersama dgn masyarakat tradisi Jawa yg menganggap Ki Ageng Sela begitu sakti mandraguna, kharismatik, dan populer.
*] catt. : bahkan bila hari hujan disertai suara guruh dan sambaran petir yg menyiutkan nyali ; orang akan mengucapkan :
" Gandriik - - - saya masih keturunan dari beliau Ki Ageng Sela !!"
tentulah dgn tujuan mengingatkan Petir agar tidak mencelakai dan segera berlalu.

I. A. MENANGKAP PETIR
----- Dikisahkan pd suatu hari, Ki Ageng Sela dikagetkan dgn kedatangan Petir (Jawa: Gelap) yg sosoknya menyerupai seorang lelaki di kebunnya. Sigap Petir itu diringkusnya diikat erat kemudian diserahkan kepada Sultan Alam Akbar (Rd. Patah) Raja di Demak Bintara. Sang Petir dimasukkan di dlm kerangkeng besi untuk tontonan warga Demak selama bbrp waktu, dgn larangan tak boleh memberinya air minum.
Nyi Gelap, pasangan sang Petir setelah menjelma menjadi seorang nenek tua mengecoh para prajurit penjaga dan berhasil memberinya minum, hingga sang Petir pulih dan kabur setelah meledakkan kerangkeng besi.
Semenjak kejadian itu, konon Petir tidak berani lagi menampakkan diri di wilayah Demak.

I.B. BENDHE "KI BICAK"
----- Tersebutlah rombongan pengamen wayang keliling (mbarang jantur) berpentas 'tarkam', dipimpin Dhalang Ki Bicak. Rombongan wayang ini sangat digemari sbg hiburan warga, ditambah istri sang dhalang yg rupawan dan kabar tentang kecantikannya menjadi buah bibir.
Sampailah pd suatu hari rombongan wayang tsb di dusun Sela, dan segera berpentas. 
Ki Ageng demi melihat paras jelita istri Ki Dhalang, berikut bendhe (canang, sejenis Gong kecil) yg bunyinya begitu memikat hati tergiur ingin memiliki, langsung merebut paksa istri dan Bendhe, bahkan sang dhalang menemui ajal dikeroyok warga dusun.
Bendhe ajaib tsb diberi nama "Ki Bicak" sesuai nama sang dhalang, menjadi pusaka ayudha ; sebab bila ditabuh bergaung lantang > pertanda pemiliknya akan menang perang, sebaliknya bila bunyinya tak bersemangat menandakan akan asor. . Ki Ageng mempersembahkan bendhe tsb kepada Sunan Kalijaga sbg tanda baktinya.

I.C. MENAMAN LABU DI HALAMAN
----- Pada suatu siang, Ni Pakismadi ,putri ke-6 yg masih bocah menangis, dgn selendang Ki Ageng mengembannya berusaha menenangkannya di halaman rumah yg ditanami Labu yg menjalar lebat.
Mendadak terjadi keributan, banyak orang berlarian menyelamatkan diri, seseorang mengamuk dgn senjata terhunus mendatangi dan menusuk dari belakang, walau tak terluka Ki Ageng yg bermaksud menghindar terjatuh karena kakinya terserimpet tanaman labu, terlebih kain bermotif cindhe yg dikenakan asal sekenanya seketika terlepas lolos hingga sesaat Ki Ageng telanjang.
Sigap Ki Ageng bangkit membenahi kainnya, lalu dgn sekali tabok pengamuk tadi tewas di tempat.
Akibat kejadian memalukan itu, Ki Ageng menabukan anak keturunannya menanam labu di halaman (Walu rumambat ing natar), apalagi sampai memakan buahnya.
Senada dgn itu juga melarang berkain motif cindhe tanpa diikat bebad dan sabuk.

Il. PRASASTI 
----- Prasasti Sangguran ditemukan di daerah Ngandat - Malang. Peninggalan Dyah Wawa, penguasa Medang -penggagas berpindahnya pusat kerajaan, dari Jateng ke Jatim (sebelum raja mPu Sindok). 
Prasasti ini mengandung ancaman dan kutukan yg mengerikan bagi siapa saja yg berani lancang mengusiknya.

Semasa Raffles berkuasa di Jawa, prasasti batu Sangguran dikapalkan ke Skotlandia lnggris dan berada di rumah Lord Minto (gubernur jendral EIC di lndia), karenanya Prasasti Sangguran juga kerap disebut sbg "Minto Stone", bertanggal 2 Agustus 928 M.
----- Prasasti beraksara Jawa kuna dan berbahasa Sanskerta ini di bagian isinya juga memuat hal "Sukhadukha" atau aturan Hukum (mungkin semacam Rewards & Punishment), yg di antaranya berbunyi :" Walu rumambat ing natar" - - - ditafsirkan sbg larangan terkait sengketa atas hak milik Tanah; yg diibaratkan dgn kalimat PERLAMBANG : tanaman labu yg sulurnya merambat kemana- mana di halaman Rumah. Sebuah pelanggaran berat yg layak dipidana atau dihukum denda.

Ill. TITIK TEMU
----- Bahwa nilai-nilai hukum Lama (sukhadukha) tentang pelanggaran menguasai kepemilikan yg sah atas Tanah orang lain yg bukan hak miliknya, mrpk tindakan tak terpuji dan dapat dikenakan pasal pidana dan atau denda.

Walaupun larangan atau pasal hukum itu ditampilkan melalui PERLAMBANG. - - - ternyata beberapa abad kemudian nilai-nilai semacam itu masih tetap dilestarikan, meski ditemukan di dalam struktur sebuah cerita yg berkembang menjadi mithos di dlm masyarakat penerus tradisi (dlm hal ini : Jawa), bagaimana ayat-ayat hukum di sebuah Prasasti di kemudian hari menjelma muncul kembali dalam bentuk cerita perlambang di sebuah Serat berupa pantangan melakukan pelanggaran hukum sebab akan menuai buah risikonya.
----- Itulah perlambang tentang menanam Labu di halaman.
Bagaimanakah tafsir perlambang atas :
*) Gelap (Petir) ?
*) Bendhe (Canang) ?
*) Berkain cindhe ?
*) dll. Perlambangan di dlm Serat, Babad, Suluk, Kidung lainnya ?

R a h a y u .
========
sumber :
1) Cornelis Christiaan Berg, : "Penulisan Sejarah Jawa", Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1974.
2) Aryono (translit), :"Serat Rerenggan Keraton", Balai Pustaka, Jakarta, 1981.
3) S. Padmosoekotjo, "Ngengrengan Kasusastran Djawa", jilid ll, Penerbit Hien Hoo Sing, Yogyakarta, 1960.
4) Yogi Pradana, "Peran Epigrafi untuk Menyusun Sejarah lndonesia" Blog Arkeologi Djulianto Susatio, hurahuradotwordpressdotcom

======
*) petikan pupuh Asmaradana (SRK)
10 permainan tradisinoal indonesia

10 permainan tradisinoal indonesia

07:00 0
10 permainan tradisinoal indonesia
1. Permainan Benteng (gobak sodor)
adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing - masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing - masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar sebagai 'benteng'.
Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih 'benteng' lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan 'menawan' seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa yang berhak menjadi 'penawan' dan yang 'tertawan' ditentukan dari waktu terakhir saat si 'penawan' atau 'tertawan' menyentuh 'benteng' mereka masing - masing.
2. Congklak
Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan.
Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain.
Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bisa habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di sisinya. bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.
Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat dimabil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.
3. Dor Tap
Dor Tap merupakan permainan yang mirip dengan Petak Umpet namun dimainkan oleh 2 kelompok. Kelompok yang lebih dulu berhasil menyebut nama lawan yang bersembunyi dapat diartikan bahwa lawan tersebut terkena tembakan. Permainan berakhir jika salah satu kelompok sudah habis tertembak.
4. Galah Asin
Galah Asin atau di daerah lain disebut Galasin atau Gobak Sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas.
Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.
5.Gasing
Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain merupakan mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing juga digunakan untuk berjudi dan ramalan nasib.
Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan.
6. Kasti
Kasti atau Gebokan merupakan sejenis olahraga bola. Permainan yang dilakukan 2 kelompok ini menggunakan bola tenis sebagai alat untuk menembak lawan dan tumpukan batu untuk disusun. Siapapun yang berhasil menumpuk batu tersebut dengan cepat tanpa terkena pukulan bola adalah kelompok yang memenangkan permainan. Pada awal permainan, ditentukan dahulu kelompok mana yang akan menjadi penjaga awal dan kelompok yang dikejar dengan suit.
Kelompok yang menjadi penjaga harus segera menangkap bola secepatnya setelah tumpukan batu rubuh oleh kelompok yang dikejar. Apabila bola berhasil menyentuh lawan, maka kelompok yang anggotanya tersentuh bola menjadi penjaga tumpukan batu. Kerjasama antaranggota kelompok sangat dibutuhkan seperti halnya olahraga softball atau baseball.
7. Layang-layang
Permainan layang-layang, juga dikenali dengan nama wau merupakan satu aktivititas menerbangkan layang-layang tersebut di udara. Pada musim kemarau di Indonesia anak-anak selalu bermain layang-layang karena anginnya besar.
8. Petak Umpet
Dimulai dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi "kucing" (berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 25, biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apasaja supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi. Setelah hitungan sepuluh, mulailah ia beraksi mencari teman-temannya tersebut.
Jika ia menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya yang dia temukan tersebut. Yang seru adalah, ketika ia mencari ia biasanya harus meninggalkan tempatnya (base?). Tempat tersebut jika disentuh oleh teman lainnya yang bersembunyi maka batallah semua teman-teman yang ditemukan, artinya ia harus mengulang lagi, di mana-teman-teman yang sudah ketemu dibebaskan dan akan bersembunyi lagi. Lalu si kucing akan menghitung dan mencari lagi.
Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang pertama ditemukanlah yang menjadi kucing berikutnya.
Ada satu istilah lagi dalam permainan ini, yaitu 'kebakaran' yang dimaksud di sini adalah bila teman kucing yang bersembunyi ketahuan oleh si kucing disebabkan diberitahu oleh teman kucing yang telah ditemukan lebih dulu dari persembunyiannya.
9. Yo-yo
Yo-yo adalah suatu permainan yang tersusun dari dua cakram berukuran sama (biasanya terbuat dari plastik, kayu, atau logam) yang dihubungkan dengan suatu sumbu, di mana tergulung tali yang digunakan. Satu ujung tali terikat pada sumbu, sedangkan satu ujung lainnya bebas dan biasanya diberi kaitan. Permainan yo-yo adalah salah satu permainan yang populer di banyak bagian dunia. Walaupun secara umum dianggap permainan anak-anak, tidak sedikit orang dewasa yang memiliki kemampuan profesional dalam memainkan yo-yo.
Yo-yo dimainkan dengan dengan mengaitkan ujung bebas tali pada jari tengah, memegang yo-yo, dan melemparkannya ke bawah dengan gerakan yang mulus. Sewaktu tali terulur pada sumbu, efek giroskopik akan terjadi, yang memberikan waktu untuk melakukan beberapa gerakan. Dengan menggerakkan pergelangan tangan, yo-yo dapat dikembalikan ke tangan pemain, di mana tali akan kembali tergulung dalam celah sumbu.
10.Balap Karung
Balap karung adalah salah satu lomba tradisional yang populer pada hari kemerdekaan Indonesia. Sejumlah peserta diwajibkan memasukkan bagian bawah badannya ke dalam karung kemudian berlomba sampai ke garis akhir.
Tanaman Yang Memiliki Energi Positif Penolak Hawa Jahat

Tanaman Yang Memiliki Energi Positif Penolak Hawa Jahat

06:33 0
Tanaman Yang Memiliki Energi Positif Penolak Hawa Jahat
Semakin maju peradaban suatu bangsa, itu artinya tingkat pendidikan di tempat tersebut makin tinggi yang kebanyakan lebih mengandalkan akal sehat dibandingkan dengan hal-hal di luar akal sehat itu sendiri atau bisa dikatakan sebagai Misteri atau mistis
Contohnya yang akan kita bahas kali ini, tampaknya melenceng dari akal sehat. Masalah percaya atau tidak itu tergantung anda para pembaca, tapi tulisan ini tak mungkin dibuat kalau tak ada bukti dan sedikit pengalaman dari orang-orang terdahulu.
1. BANGLE
tumbuhan mistis, misteri tumbuhan penolak sihir, zat pencegah datanngnya mahluk halus

Tanaman seperti jahe, yang tingginya mencapai 1,5 meter dan termasuk tumbuhan berumpun. Dalam hal kemistisan Bangle dapat digunakan untuk menangkal ganguan mahluk halus seperti Jin/ setan/hantu.
Penggunaanya bisa dengan ditanam di pot yang di letakan di depan rumah dan bisa juga bisa di gantung di depan ruangan yang memilikiaura negatif ((suka ngeri kalo berada di ruangan tersebut)). Hiiii…..!!!
2. BAMBU KUNING
tumbuhan mistis, misteri tumbuhan penolak sihir, zat pencegah datanngnya mahluk halus

Bambu kuning adalah tamanan bambu tetapi yang membedakan adalah warna dan ukuranya. Kalau bambu biasa memiliki warna hijau dan ukurannya besar hingga tingginya bisa mencapai belasan meter sedangkan bambu kuning memiliki warna kuning dan ukuranya tidak terlalu besar hanya mencapai maksimal tidak sampai 10 meter.
Bambu kuning dalam hal yang berbau mistis bisa menangkal atau mengusir ilmu-ilmu gaib atau ilmu hitam tetapi hanya bambu kuning yang dalamnya tidak ada rongganya. Kalau di cilegon denger-denger bisa menangkal Gerandong alias manusia yang mencari ilmu hitam.
3. TEBU IRENG
tumbuhan mistis, misteri tumbuhan penolak sihir, zat pencegah datanngnya mahluk halus

Tebu ireng adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Tebu ireng dalam hal mistis juga digunakan sebagai pagar atau tembok penghalang dari serangan alam gaib.
Tebu ireng bisa ditanam di samping rumah yang berbatasan dengan makam agar tidak di ganggu oleh mahluk gaib.
4. DAUN KELOR
tumbuhan mistis, misteri tumbuhan penolak sihir, zat pencegah datanngnya mahluk halus

Tumbuhan ini memiliki ketinggian batang 7-11 meter. Daun kelor berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau.
Dalam hal mistis bisa digunakan sebagai penangkal ilmu hitam, guna-guna, santet, teluh, dan sejenisnya. Cara mengunkanya bisa dengan hanya meletakanya di depan pintu rumah jika ingin menanamnya bisa di pekarangan rumah.
5. TANAMAN JAHE
tumbuhan mistis, misteri tumbuhan penolak sihir, zat pencegah datanngnya mahluk halus

Jahe adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Tumbuhan ini sangat mudah dikembangbiakan hanya dengan mengubur rimpangnya didalam tanah nanti jahe pohon jahe akan tumbuh.
Sumber : rahasiakeluarga,com
Taman Sari Jogjakarta

Taman Sari Jogjakarta

07:35 0

Taman Sari Jogjakarta mempunyai Paduraksa / Gapura .Gapura biasanya ada pada candi dan Kori Agung di kompleks Keraton Jawa dan Bali.
Paduraksa adalah pintu gerbang memasuki halaman atau ruangan yang lain sebagai akses penghubung.
Paduraksa berasal dari arsitektur Hindu Budha Nusantara.
Taman Sari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, di bangun jaman Sultan Hamengku Buwono I 1758-1769 ( Babad Mangkubumi)
Arsitekturnya bergaya Portugal dan Jawa, Perpaduan yang sangat indah.
Taman Sari Keraton Jogjakarta tempat pemandian Sultan dan Permaisuri juga para Selir ,beserta putri-putrinya.
Tidak boleh sembarangan orang boleh masuk karena tempat ini khusus untuk Keluarga Sultan.
Di dalamnya terdapat Lorong Bawah Tanah yaitu Sumur Gumuling.
Pembangunan Taman Sari di pimpin Bupati Madiun Rangga Prawira Sentolo ( Tumenggung Mangundipuro) tertulis dalam Babad Memanas dan Serat Reregan.

Ronggowarsito

05:46 0
Ronggowarsito
Seorang Filsuf Jawa dan Pujangga yang bernama Raden Bagus Burhan cicit dari Yasadipura II yang juga sebagai Pujangga di Kasunanan Surakarta.
Raden Ngabei Ronggowarsito mengabdikan diri di Kasunanan Surakarta pada masa Paku Buwono ke VII.

Sahabatnya Winters CF dari Belanda membantu dalam mempelajari kitab kitab kuno Jawa.
Banyak kitab dan serat yang sudah di tulis, termasuk Ramalan Jayabaya yang fenomenal
Salah satu serat yang di tulis adalah Serat Kalatidha tentang Jaman Edan.
Saya kutib sedikit tentang tulisan Falsafahnya.
Semoga bermanfaat.
*Falsafah RONGGO WARSITO*
_*REZEKI*_
_Rejeki iku ora iså ditiru.._
*(REJEKI ITU TIDAK BISA DITIRU)*
_Senajan pådå lakumu_
*(WALAU JALANMU SAMA)*
_Senajan pådå dodolan mu_
*(WALAU JUALANMU SAMA)*
_Senajan pådå nyambut gawemu_
*(WALAU PEKERJAANMU SAMA)*
_Kasil sing ditåmpå bakal bedå2_
*(HASIL YANG DITERIMA AKAN BERBEDA SATU SAMA LAIN)*
_Iså bedå nèng akèhé båndhå_
*(BISA LAIN DALAM BANYAKNYA HARTA)*
_Iså ugå ånå nèng Råså lan Ayemé ati, yaiku sing jenengé bahagia_
*(BISA LAIN DALAM RASA BAHAGIA DAN KETENTERAMAN HATI)*
_Kabèh iku såkå tresnané Gusti kang måhå kuwåså_
*(SEMUA ITU ATAS KASIH DARI TUHAN YANG MAHA KUASA)*
_Såpå temen bakal tinemu_
*(BARANG SIAPA BER-SUNGGUH2 AKAN MENEMUKAN)*
_Såpå wani rekåså bakal nggayuh mulyå_
*(BARANG SIAPA BERANI BERSUSAH PAYAH AKAN MENEMUKAN KEMULIAAN)*
_Dudu akèhé, nanging berkahé kang dadèkaké cukup lan nyukupi_
*(BUKAN BANYAKNYA, MELAINKAN BERKAHNYA YANG MENJADIKAN CUKUP DAN MENCUKUPI)*
_Wis ginaris nèng takdiré menungså yèn åpå sing urip kuwi wis disangoni såkå sing kuwåså_
*(SUDAH DIGARISKAN OLEH TAKDIR BAHWA SEMUA YANG HIDUP ITU SUDAH DIBERI BEKAL OLEH YANG MAHA KUASA)*
_Dalan urip lan pangané wis cemepak cedhak kåyå angin sing disedhot bendinané_
*(JALAN HIDUP DAN REJEKI SUDAH TERSEDIA, DEKAT, SEPERTI UDARA YANG KITA HIRUP SETIAP HARINYA)*
_Nanging kadhang menungså sulap måtå lan peteng atiné, sing adoh såkå awaké katon padhang cemlorot ngawé-awé, nanging sing cedhak nèng ngarepé lan dadi tanggung jawabé disiå-siå kåyå orå duwé gunå_
*(TETAPI KADANG MANUSIA SILAU MATA DAN GELAP HATI, YANG JAUH KELIHATAN BERKILAU DAN MENARIK HATI.. TETAPI YANG DEKAT DIDEPANNYA DAN MENJADI TANGGUNG JAWABNYA DISIA-SIAKAN SEPERTI TAK ADA GUNA)*
_Rejeki iku wis cemepak såkå Gusti, ora bakal kurang anané kanggo nyukupi butuhé menungså såkå lair tekané pati_
*(REJEKI ITU SUDAH DISEDIAKAN OLEH ALLAH, TIDAK BAKAL BERKURANG UNTUK MENCUKUPI KEBUTUHAN MANUSIA DARI LAHIR SAMPAI MATI)*
_Nanging yèn kanggo nuruti karep menungså sing ora ånå watesé, rasané kabèh cupet, nèng pikiran ruwet, lan atiné marahi bundhet_
*(TETAPI KALAU MENURUTI KEMAUAN MANUSIA YANG TIDAK ADA BATASNYA, SEMUA DIRASA KURANG MEMBUAT RUWET DI HATI DAN PIKIRAN)*
_Welingé wong tuwå, åpå sing ånå dilakoni lan åpå sing durung ånå åjå diarep-arep, semèlèhké lan yèn wis dadi duwèkmu bakal tinemu, yèn ora jatahmu, åpå maneh kok ngrebut såkå wong liyå nganggo cårå sing ålå, yå waé, iku bakal gawé uripmu lårå, rekåså lan angkårå murkå sak jeroning kaluwargå, kabeh iku bakal sirnå balik dadi sakmestiné_
*(PETUAH ORANG TUA, JALANILAH APA YANG ADA DIDEPAN MATA DAN JANGAN TERLALU BERHARAP LEBIH UNTUK YANG BELUM ADA.*
*KALAU MEMANG MILIKMU PASTI AKAN KETEMU, KALAU BUKAN JATAHMU, APALAGI SAMPAI MEREBUT MILIK ORANG MEMAKAI CÀRA TIDAK BAIK, ITU AKAN MEMBUAT HIDUPMU MERANA, SENGSARA DAN ANGKARA MURKA. SEMUA ITU AKAN SIRNA KEMBALI KE ASALNYA)*
_Yèn umpåmå ayem iku mung biså dituku karo akèhé båndhå dahnå rekasané dadi wong sing ora duwé_
*(MISALKAN KETENTERAMAN ITU BISA DIBELI DENGAN HÀRTA, ALANGKAH SENGSARANYA ORANG YANG TIDAK PUNYÀ)*
_Untungé ayem isà diduwèni såpå waé sing gelem ngleremké atiné ing bab kadonyan, seneng tetulung marang liyan, lan pasrahké uripé marang GUSTI KANG MURBENG DUMADI,_
*(UNTUNGNYA, KETENTERAMAN BISA DIMILIKI OLEH SIAPA SAJA YANG TIDAK MENGAGUNGKAN KEDUNIAWIAN, SUKA MENOLONG ORANG LAIN DAN MENSYUKURI HIDUPNYA)*
SUNGGING PRABANGKARA

SUNGGING PRABANGKARA

08:40 0
SUNGGING PRABANGKARA
Dari Buku “LEGENDA JEPARA”, penulis Hadi Priyanto :
Versi 1 mengenai Prabangkara!!!
Pada pemerintahan majapahit, yang rajanya pada saat itu ialah Raja Brawijaya ada seorang seniman lukis atau tatah terkenal yang bernama “Ki Sungging Adi Linuwih” atau dikenal sebagai “Ki Sungging Prabangkara”. Sang raja kemudian memerintahkan Ki Sungging Adi Linuwih untuk melukiskan Sang Permaisuri. Perintah atau Titah Sang Raja akhirnya dilaksanakan dengan baik dan berhasil diselesaikan tugas tersebut oleh Ki Sungging Adi Linuwih tepat waktu.
Saat proses pengerjaan, tanpa sengaja tinta hitam terpecik pada lukisan di pangkal paha Sang Permaisuri. Noktah hitam itu tentu membuat Sang Raja tercengang, ia merasa selain Sang Raja dan Sang Permaisuri sendiri tidak ada seorangpun yang mengtahui bahwa terdapat tahi lalat kecil dipangkal paha Sang Permaisuri. Karna itu Sang Raja berburuk sangka, bahwa Ki Sungging Adi Linuwih telah melihat permaisuri dalam keadaan telanjang.
Untuk memcahkan teka-teki ini Raja Brawijaya memerintahkan kembali Ki Sungging, perintah Sang Raja kali ini cukup berat. Perintah itu ialah, Ki Sungging harus membuat patung Sang Permaisuri di udara dengan menaiki layang-layang. Karena titah Sang Raja, Ki Sungging pun tak berani menolak. Setelah memohon kekuatan pada Sang Maha Kuasa, naiklah Ki Sungging keatas layang-layang dengan membawa perlengkapan memahat guna membuat patung Sang Permaisuri. Konon, Saat hampir menyelesaikan patung permaisuri angin bertiup sangat kencang.
Ki Sungging yang telah berada di udara bersama layang – layang terbawa kearah timur. Namun setelah puluhan kilometer, angin berbalik arah ke barat. Kejadian ini memnyebekan goncangan, sehingga patung setengah jadi itu jatuh disebuah pulau. Karena jatuhnya disebabkan angin yang membalik, maka pulau itu kemudian dinamakan bali(Bahasa Jawa : Mbalik). Patung tadi ditemukan masyarakat setempat, sehingga akhirnya orang bali sangat mahir dalam membuat patung.
Sementara itu, Ki Sungging bersama layang-layang kemudian terbang semakin rendah kemudian tersangkut diatas sebuah pohon di Pedukuhan bernama Belakang Gunung yang sekarang masuk wilayah Desa Mulyoharjo. Pahat dari Ki Sungging prabangkara akhirnya jatuh dan ditemukan oleh masyarakat di wilayah itu. Dari sinilah konon seni Ukir Jepara mulai berkembang.
Versi 2 Mengenai Prabangkara!!!
Konon berawal, saat Prabu Wijaya dalam perjalan melihat desa-desa di wilayah Majapahit dan mengalami kelelahan. Ia singgah kerumah punggawa kerajaan yang ada di desa. Punggawa ini memiliki seorang anak perempuan yang telah menjadi janda, tetapi parasnya sangat cantik. Akhirnya Sang Prabu mengangkatnya sebagai selir.
Dari Selir ini, lahirlah seorang anak tampan yang diberi nama “Jaka Prabangkara”. Ia pun mendidik prabangkara dengan berbagai bekal ilmu. Ternyata ia sangat pandai dalam hal melukis. Tentu Raja Brawijaya sangat senang serta terus berusaha mengembangkan kemampuannya.
Prabu Brawijaya akhirnya memerintahkan Jaka Prabangkara untuk melukis sang permaisuri. Namun ketika lukisan tanpa busana itu jadi, tanda lahir Permaisuri tergambr pula. Prabu Brawijaya menduga anaknya telah melkukan hal yang tak pantas dengan permaisurinya. Karena itu, Prabu Brawijaya murka dan berniat untuk membunuhnya. Namun atas nasehat para penasehat kerajaan, Prabu Brawijaya mengurungkan niatnya dan hanya mencari cara untuk mengusirnya dari kerajaan Majapahit.
Pada akhirnya ia memerintahkan Jaka Prabangkara untuk membuat patung permaisuri dengan cara memasukkan dalam sangkar raksasa yang diangkat naik ke angkasa dengan layang-layang raksasa. Rasa cemburu Prabu Brawijaya demikian hebat. Sehingga ketika layang-layng telah berada jauh di angkasa, ia memerintahkan prajuritnya untuk memutus talinya hingga layang-layang terbawa angin hingga jepara. Saat berada di atas Jepara, angin bertiup kencang hingga pahat Jaka Prabangkara ini konon ditemukan oleh seorang pengrajin dari belakang gunung yang bernama “Asmo Sawiran”. Setelah menemukan phat prabangkala ini, kemampuan mengkir asmo sawiran berkmbang pesat sehingga mempengruhi orang belakang gunung menjadi komunitas masyarakat yang pandai mengukir.
Versi 3 Mengenai Prabangkara!!!
Bermula dari Legenda Kanjeng Sunan Sungging di Kudus. Konon agar ia bisa melihat seluruh wilayah se-Nusantara, ia merambat naik tali layang-layang yang sangat tinggi. Namun ketika hampir menyentuh layang-layang, tali layang-layang itu putus. Ia terbawa angin hingga ke Yunan, Tiongkok dan kemudian ia menikah dengan wanita disana dan memilikianak yang diberi nama “The Sing Ling”. Setelah dewasa oleh ayahnya ia diperintahkan pergi ke Kudus untuk menyiarkan agama Islam. Ia tiba di kudus sekitar abad XV bersama “Jendral Cheng Hoo”.
Setelah berada di Kudus, The sing Ling lebih sering dipanggil dengan sebutan “Kiai Telingsing”. Ia tinggal di suatu daerah antara sungai Tanggul Angin dan Sungai Juana. Di samping menyebarkan ajaran Islam, Kyai Telingsing juga mengajarkan seni ukir kepada masyarakat di sekitarnya. Banyak orang berguru kesana, diantaranya adalah putra sahabatnya, “Raden Usman Haji(bernama Raden Ja’far Sidiq)”.Siswa Kyai Telingsing konon juga berasal dari Jepara, sehingga seni ukir di daerah ini bisa berkembang.
Sedangkan dari buku sejarah dan budaya, “ LEGENDA OBYEK-OBYEK WISATA” tahun 2007-2008 Penerbit Dinas Pariwisata Kab.Jepara
LEGENDA
Dikisahkan seorang ahli seni pahat dan lukis bernama Prabangkara yang hidup pada masa Prabu Brawijaya dari Kerajaan Majapahit, pada suatu ketika sang raja menyuruh Prabangkara untuk membuat lukisan permaisuri raja sebagai ungkapan rasa cinta beliau pada permaisurinya yang sangat cantik dan mempesona.
Lukisan permaisuri yang tanpa busana itu dapat diselesaikan oleh Prabangkara dengan sempurna dan tentu saja hal ini membuat Raja Brawijaya menjadi curiga karena pada bagian tubuh tertentu dan rahasia terdapat tanda alami/khusus yang terdapat pula pada lukisan serta tempatnya/posisi dan bentuknya persis. Dengan suatu tipu muslihat, Prabangkara dengan segala peralatannya dibuang dengan cara diikat pada sebuah laying-layang yang setelah sampai di angkasa diputus talinya.
Dalam keadaan melayang-layang inilah pahat Prabangkara jatuh di suatu desa yang dikenal dengan nama Belakang Gunung di dekat kota Jepara. Di desa kecil sebelah utara kota Jepara tersebut sampai sekarang memang banyak terdapat pengrajin ukir yang berkualitas tinggi. Namun asal mula adanya ukiran disini apakah memang betul disebabkan karena jatuhnya pahat Prabangkara, belum ada data sejarah yang mendukungnya.
SEJARAH
Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat, terdapat seorang patih bernama Sungging Badarduwung yang berasal dari Campa (Kamboja) ternyata seorang ahli memahat pula. Sampai kini hasil karya Patih tersebut masih bisa dilihat di komplek Masjid Kuno dan Makam Ratu Kalinyamat yang dibangun pada abad XVI.
Keruntuhan Kerajaan Majapahit telah menyebabkan tersebarnya para ahli dan seniman hindu ke berbagai wilayah paruh pertama abad XVI. Di dalam pengembangannya, seniman-seniman tersebut tetap mengembangkan keahliannya dengan menyesuaikan identitas di daerah baru tersebut sehingga timbulah macam-macam motif kedaerahan seperti : Motif Majapahit, Bali, Mataram, Pajajaran, dan Jepara yang berkembang di Jepara hingga kini.