Air Terjun Sedudo

06:51
Air Terjun Sedudo
Banyak Versi asal usul Air terjun Sedudo.......
Air Terjun Sedudo sudah sangat populer di kawasan Jawa Timur. Objek wisata air terjun Sesudo berada di lereng Gunung Wilis dan terletak di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Air terjun Sedudo mempunyai panorama air terjun yang hulunya berada pada ketinggian 1.438 meter di atas permukaan laut. Mirip seperti air terjun Grojogan Sewu di Tawangmangu.
Air terjunnya sendiri meluncur dari ketinggian 105 meter. Dari kejauhan jalan menuju lokasi wisata ini terlihat sangat indah. Sejuknya udara pegunungan Gunung Wilis di tambah tamparan titik-titik air terjun membuat suasana damai dan nyaman sehingga anda merasa lebih rileks. Tepat di bawah jatuhnya air, terdapat kolam yang bisa Anda gunakan untuk mandi bahkan berenang.
Pada hari-hari biasa, tempat wisata air terjun Sedudo tidak seberapa ramai. Akhir pekan dan libur nasional barulah bertambah banyak pengunjungnya. Namun harap dicatat, kunjungan teramai adalah di bulan Sura tanggal satu. Sura adalah bulan pertama penanggalan jawa. Setiap 1 Sura biasanya diadakan ritual siraman. Dan lucunya, yang disiram adalah arca. Ritual ini dinamakan Parna Prahista. Entah kenapa di jaman sekarang masih saja banyak yang percaya takhayul semacam ini .
Asal mula Air Terjun Sedudo
Menurut sejarah, saat itu Air Terjun Sedudo dibuat oleh salah satu tokoh warga sekitar bernama Sanak Pogalan. Ia merupakan petani tebu yang harus menelan kecewa dari penguasa jaman itu. Karena kekecewaannya inilah, ia kemudian menjadi pertapa di sekitar sumber Air Terjun Sedudo. Dalam tapanya, ia berniat untuk menenggelamkan Kota Nganjuk dengan membuat sumber air yang sangat besar.
Karena kesucian Sanak Pogalan inilah, sebagian warga meyakini jika sumber air terjun Sedudo, mengandung beberapa khasiat, salah satunya menjadi obat awet muda. Secara ilmiah khasiat obat awet muda dari Air Terjun Sedudo ini bisa dirunut.
Pada jaman kerajaan dulu, ada tokoh bernama Resi Curigonoto yang sengaja mengasingkan diri di atas lokasi air terjun. Dalam pengasingannya itu, Resi Curigonoto berniat untuk menjadikan hutan itu sebagai kebun rempah-rempah. Karena menganggap jika tanah hutan, bisa menjadi media yang sangat bagus untuk mengembangkan rempah-rempah yang saat itu menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Resi Curigonoto lantas meminta Raja Kerajaan Kediri untuk mengirim rempah-rempah ke tempat pengasingannya itu.
Namun, tak begitu jauh dari tujuannya, tiba-tiba gerobak-gerobak yang mengangkut rempah-rempah ini terguling diantara sumber air terjun Sedudo. Lalu rempah-rempah ini tumbuh subur hingga memenuhi hutan yang menjadi tempat sumber Air Terjun Sedudo sehingga air yang mengalir keair terjun Sedudo banyak mengandung rempah-rempah itu yang secara otomatis, rempah-rempah ini mampu menjadi obat yang multi khasiat, salah satunya adalah membuat wajah tampak bersih sehingga kelihatan awet muda.
Akses Air Terjun Sedudo
Air terjun kebanggan warga nganjuk ini terletak 30km dari pusat kota Nganjuk. Dengan sepeda motor, bisa ditempuh selama 45menit saja. Kalo beruntung, malah bisa hanya 30 menit. Nganjuk berada ±110km dari Surabaya dan ±200km dari Yogyakarta.
Untuk memasuki kawasan air terjun Sedudo, anda cukup membayar Rp 2.500,- saja. Fasilitas lain yang bisa anda nikmati antara lain hotel, toko penjual souvernir, dan sayur plus buah-buhan khas Nganjuk seperti jeruk, durian, dan pisang.
Posting terkait dengan Air Terjun Sedudo

VERSI LAIN.....
Legenda asal Usul Air Terjun Sedudo.
Pada zaman kerajaan Kediri, sang raja memiliki seorang putri yang mempunyai penyakit aneh seperti cacar namun sangat menjijikan bagi yang melihatnya, akhirnya oleh sang raja yang tidak lain ayahnya sendiri putri tersebut di suruh untuk berobat ke sebuah padepokan yang berada di daerah Pace. Pemilik padepokan sekaligus teman dari raja ini disuruh menyembuhkan dan menyembuyikan identitas sang putri dari rakyat sekitar, akhirnya setiap pagi putri di mandikan di air terjun Roro Kuning untuk menyembuhkan penyakit sekaligus pada pagi hari air terjun roro kuning belum dipakai oleh rakyat sekitar.
Kian hari penyakit putri berangsur – angsur sembuh, paras cantiknya kian terlihat kembali, anak dari pemilik padepokan tersebut mulai mengetahui siapa si putri ini. Bahwa si putri tersebut adalah anak dari raja Kediri yang sedang berobat di padepokan milik ayahnya.
Akhirnya kedua anak dari pemilik padepokan tersebut mengejar hati dari putri kerajaan Kediri.

Pada akhirnya ketiga insan tersebut merajut cinta, namun cerita barulah bermulai ketika si putri tersebut sembuh dari penyakitnya, akhirnya sang raja dari kerajaan Kediri menjodohkan putri tersebut dengan calon pilihan sang ayah yang tidak lain adalah raja dari kerajaan Kediri, lalu kedua anak dari pemilik padepokan tesebut patah hati berat, akhirnya sampai berbulan - bulan kedua anak tersebut mengurung diri di sebuah kamar,hingga suatu ketika mereka keluar dari kamar dengan sikap yang berubah total. Dulu yang begitu ramah dengan orang sekitar kini kedua anak tersebut tidak memiliki sopan santun sama sekali terhadap orang lain semenjak peristiwa tesebut.
Karena sikap yang dimiliki oleh kedua anaknya, akhirnya membuat pemilik padepokan tersebut yang tidak lain adalah ayahnya sendiri mengutus kedua anak tersebut bersemedi untuk melupakan jalinan kasih dengan putri kerajaan Kediri, namun sebelum melakukan semedi kakak beradik ini mengucapkan sebuah ikrar sang adik tidak akan pernah sopan santun lagi kepada orang lain sedangkan sang kakak akan selalu hidup melajang.
Sang kakak bertapa di sebuah air terjun tertinggi maka dari itu air terjun yang berada paling tinggi di namakan air terjun Sedudo yang artinya “Sing mendudo” atau dalam bahasa Indonesian artinya “yang melajang”, sedangkan adiknya bertapa di air terjun SingoKromo yang artinya “Sing Ora Kromo” atau dalam bahasa Indonesia artinya “yang tidak memiliki sopan santun”. Letak dari air terjun SingoKromo berada di bawah air Sedudo. Nama dari kedua air terjun tersebut di ambil dari janji mereka sewaktu akan melakukan semedi dulu.
Dibalik Mitos Air Terjun Sedudo Nganjuk
AWET MUDA : Diyakini, jika memakai airterjun Sedudo untuk mandi, maka akan berkhasiat sebagai obat awet muda.
Dibalik Mitos Air Terjun Sedudo Nganjuk
Kaya rempah-rempah, Bisa jadi Obat Awet Muda

Banyak yang menyakini jika air terjun Sedudo mampu membuat awet muda siapa saja yang mandi disana. Ada apa dibalik mitos itu?
Jika kita mendengar wisata air terjun Sedudo yang terletak di Desa Ngliman Kec Sawahan, akan selalu muncul dibenak kita jika air terjun ini mempunyaibanyak khasiat, salah satunya adalah menjadi obat awet muda. Hal ini banyak diyakini masyarakat sekitar, juga masyarakat diluar Nganjuk. Terbukti jika wisata airterjun ini tak pernah sepi dari pengunjung. Baik yang hanya sekedar ingin menikmati pemandangannya yang indah, atau memang sengaja ingin membuktikan mitos yang banyak berkembang itu.Namun tak banyak yang tahu apa yang menyebabkan airterjun yang berada di Kab Nganjuk bagian selatan itu mempunyai mitos seperti ini. Kalangan sejarah menilai,mitos ini berdasar atas sejarah terbentuknya airterjun itu dan kajian ilmiah.Harimintadji, salah satu tokoh sejarah di Nganjuk mengungkapkan ada sejarah dan perkiraan secara ilmiah tentang mitos itu. Dari tinjauan sejarah, saat itu airterjun Sedudo dibuat oleh salah satu tokoh warga sekitar bernama Sanak Pogalan. Ia merupakan petanitebu yang harus menelan kecewa dari peenguasa jamanitu. Karena kekecewaannya inilah, ia kemudian menjadi pertama disekitar sumber air terjun Sedudo. Dalam tapanya, ia berniat untuk menenggelamkan Kota Nganjuk dengan membuat sumber air yang sangat besar.
’’Dia bersumpah untuk menggelamkan desanya itu. Dan dibuatlah sumber air yang sangat besar,’’ tuturHarmintadji, yang pernah menjabat sebagai Wedono KabNganjuk itu.Karena kesucian Sanak Pogalan inilah, sebagian warga meyakini jika sumber air terjun Sedudo, mengandung eberapa khasiat, salah satunya menjadi obat awet muda.
’’Menurut sejarahnya begitu,’’ tambah Harmintadji. Selain tentang sejarah, ia juga menduga jika secara ilmiah khasiat obat awet muda dari air terjun Sedudo ini bisa diraba. Menurutnya, pada jaman kerajan dulu, ada tokoh bernama Resi Curigonoto yang sengaja mengasingkan diri di atas lokasi air terjun.
Dalam pengasingannya itu, Resi Curigonoto berniat untuk menjadikan hutan itu sebagai kebun rempah-rempah. Karena menganggap jika tanah hutan, bisa menjadi mediayang sangat bagus untuk mengembangkan rempah-rempah yang saat itu menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Resi Curigonoto lantas meminta Raja Kerajaan Kediri untukmengirim rempah-rempah k gerobak-gerobak yang mengangkut rempah-rempah terguling diantara sumber air terjun Sedudo. ’’Lalu rempah-rempah ini tumbuh subur hingga memenuhi hutannya menjadi tempat sumber air terjun Sedudo,’’tambahnya.Sehingga, lanjut pria yang menjadi pegawai negeri sipil (PNS) sejak tahun 1964 itu, air yang mengalir keair terjun Sedudo banyak mengandung rempah-rempah itu.’’Secara otomatis, rempah-rempah ini mampu menjadi obat yang multi khasiat, salah satunya adalah memmbuatwajah tampak bersih. Sehingga kelihatan awet muda,’’katanya.Mitos ini juga sdijunjung tinggi oleh Pemkab Nganjuksendiri. Buktinya, setiap bulan Syuro, Pemkab Nganjuk menggelar ritual ‘Siraman’. Dimana akan banyakmasyarakat Nganjuk yang mandi bersama di lokasi wisataair terjun ini. ’’Memang budaya siraman ini menjadi agenda tahunan Pemkab Nganjuk. Selain untuk menarik wisatawan, juga untuk melestarikan budaya yang sudah ada ratusan tahun silam itu,’’ kata Ujang Zalkadri , Ka Sub Din Obyekdan Daya Tarik Wisata Disparbuda Nganjuk

ASAL-USUL AIR TERJUN SEDUDO
versi lain

Dahulu hiduplah sebuah keluarga diDesa Ngliman, Kecamatan Sawahan,Kabupaten Nganjuk. Mereka adalah Begawan, istri nya Dewi Sri serta adik ipar nya Barata. Mereka adalah keluarga yang disegani masyarakat sekitar bahkan sebagai panutan dan sesepuh di desa tersebut. Mereka sangat taat pada agama. Segudang ilmu agama telah ia kuasai sehingga bila ada orang yang memerlukan mereka dengan senang membantunya. Dalam kehidupan sehari - hari mereka sangat baik sukamenolong rela berkorban demi kepentingan umum atau orang lain. Tidak pernah berfikir tentang kepentingan pribadi. Mereka berpandangan hidup adalah milik Alloh dan akankembali kepada-Nya.
Oleh karena itu banyak orang yang datang untuk belajar agama minta nasehat maupun minta berkah do’a darinya. Namun suatu ketika situasi
sedikit berubah, entah setan dari mana yang telah merasuki salah satu darinya,
Barata sering melakukan hal hal tercela. Ia tidak suka lagi membantu orang yang sedang susah bahkan menghinanya. Bahkan ia sering mengganggu ketentraman warga sekitarnya. Pernah suatu ketika Begawan melihat Barata bercakap – cakap
dengan seseorang.
” Den tolong saya den. Berilah saya sesuatu, anak dan istriku seharian belum makan. ” kata si fakir miskin.”Kalau belum makan, pergi saja ke warung. Jadi orang jangan malas. Mana mungkin kamu punya sesuatu kalau tidak mau bekerja. Lalu apa urusan nya dengan ku ?” jawab Barata.
” Tolong saya den berikan saya sedikit makanan untuk keluarga saya den kali ini saja.” Kata si miskin.
” enak saja kamu mintamakanan padaku. Memangkamu siapa? Pergi sana. Dasar orang miskin kerjaan nya cuma minta – minta saja.
” Apakah tidak ada rasa kasihan den..melihat saya dan keluarga saya Den?”pinta si fakir miskin itu dengan belas kasihan.
” aku tidak peduli! Kamu mau kelaparan pun aku tak pedulisama kamu.”
Gertak Barata.
Mendengar hal itu Begawan sangat marah kepada Barata karena tindakan Barata
sangat tidak terpuji dan tidak seharus nya di lakukan. Oleh karena itu Begawan ingin
menasehati Barata. Pada suatu hari Begawan memanggil Barata di ajak duduk berdua.

” Barata pantaskah perbuatanmu kemarin sebagai orang yang hidup di dunia ini
memperlakukan sesama dengan semena mena?
” Dia itu orang malas kalau tidak diberi pelajaran mana mungkin ia berubah?
Terjadilah perang mulut diantara mereka. Mereka berbeda pandangan,
maka tidak pernah lagi ada kecocokan. Dipuncak kemarahanya, Begawan terpaksa harus mengusir adik iparnya dari rumah.
” Kalau memang demikian maumu lebih baik kamu pergi
dari rumah ini atau aku yang pergi, kita tidak sejalan lagi.”kata Begawan.

” Baiklah aku akan pergi sekarang!” jawab Barata. Barata pergi dan mengembara
jauh meninggalakan Gunung Wilis. Dewi Sri sangat sedih karena Begawan mengusir
adiknya.Padahal Barata sudah tidak punya siapa –siapa kecuali kakaknya Dewi Sri. Ia bingung harus berbuat apa. Lebih berat adiknya atau suaminya, keduanya sangat
dicintainya.
” Kanda mengapa kanda tega mengusir Barata dari sini?
tanya Dewi Sri.

” Karna dia sudah tidak pantas disini, tidak bisa dijadikan contoh masyarakat,semua ilmu yang sudah aku ajarkan diabaikan.”
” Kanda aku mohon jangan usir dia.. Aku mohon kanda.” Pinta Dewi Sri kepada
suaminya.
” Aku tak bisa istriku, dia sudah keterlaluan dan tidak bisa dinasehati lagi. Biar ia
dapat mengambil pelajaran dari semua ini, kalau memang kamu berat dengan adikmu dan semua sifat tercelanya itu, terserah kamu. Berat mana antara suami dan
adik?”
Dewi Sri pun bingung untuk memilih. Dan akhir nya Dewi Sri memutus kan untuk pergimengembara mencari adik satu satunya itu.Tinggalah Begawan sendiri di rumah.
Begawan berusaha untuk mencegah kepergian istrinya tetapi gagal ia sudah bertekat
bulat untuk mencari adiknya. Begawan merenungi semuakejadian ini. Dia tidak punya
pilihan lain kecuali harus hidup menyendiri sebagai seorang duda.
Dia pun bergi untuk membersihkan diri mohon petunjuk kepada Alloh dengan cara bertapa di bawah air terjun yang sangat tinggi untuk selamanya. Orang –
orang sekitar yang memerlukan bagawan sering mengunjungi untuk minta nasehat atau petuahnya.
Anehnya selama bertapa begawan tidak pernah berubah ia selalu tampak muda
terutama di awal tahun baru hijriah Muharam atau bulan Suro. Semenjak itulah banyak orang yang berdatangan untuk mensucikan diri dan mencari berkah di sana.
Mereka percaya barang siapa yang melakukan ritual dibawah air terjun tersebut
akan mendapat berkah dan awet muda terutama di awal tahun baru hijriah atau bulanSuro.

Dan air terjun tersebut di kenal dengan nama SEDUDO yang artinya seorang dudo.
Sampai sekarang masyarakat masih percaya dengan mitostersebut. Banyak masyarakat yang datang ke air terjun sedudo untuk mandi mensucikan diri agar
mendapat berkah dan awet muda. Terutama di tahun baru Hijriah atau bulan Suro.

VERSI LAIN LAGI....
Legenda
Dulu kawasan Sedudo merupakan tempat pertapaan Ki Ageng Ngaliman, tokoh pelopor penyebaran agama Islam di Nganjuk waktu itu. Sebagai penghormatan atas jasa-jasanya, maka setiap bulan Suro sebuah upacara ritual selalu digelar. Ritual yang diberin nama pengambilan Air Sedudo itu diisi dengan acara iring-iringan gadis berambut panjang yang berbusana adat Jawa, berjalan perlahan menuju kolam yang berada tepat di bawah air terjun.
Mereka percaya, air yang mengalir tak henti-hentinya mengalir di Sedudo, bersumber dari tempat keramat, yakni tempat di mana para dewa bersemayam. Tak heran, ketika malam tahun baru Hijriyah 1 Muharram, atau biasa dikenal malam 1 Suro oleh masyarakat Jawa, ribuan pengunjung selalu memadati Sedudo. Di tengah dinginnya air terjun Sedudo, mereka mandi beramai-ramai di kolamnya.
Aspek sejarah lain, khususnya tentang pemanfaatan Sedudo oleh kalangan raja dan ulama di zaman Kerajaan Majapahit dan kejayaan Islam, sangat mempengaruhi kepercayaan masyarakat tentang khasiat air terjun tersebut. Di jaman Majapahit Sedudo sering digunakan untuk mencuci senjata pusaka milik raja dan patih dalam Prana Pratista. Sementara di zaman kerajaan Islam, Sedudo sangat dikenal sebagai kawasan pertapaan Ki Ageng Ngaliman.
Dan masih ada beberapa versi lain lagi... monggo mana yang akan anda pilih sebagai referensinya...............................
Foto Setiyono Hadi.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »