CINDE LARAS

21:07

Kerajaan Jenggala dipimpin oleh satu orang raja yg bernama Raden Putra. Beliau didampingi oleh satu orang permaisuri yg baik hati & satu orang selir yg mempunyai sifat iri & dengki. Raja Putra & ke-2 istrinya tadi hidup di dalam istana yg amat megah & damai. Sampai satu buah hri selir raja merencanakan sesuatu yg tidak baik terhadappermaisuri raja. hal itu dilakukan lantaran selir Raden Putra mau jadi permaisuri. 
Selir baginda dulu berkomplot bersama satu orang tabib istana utk melakukan gagasan tersebut. Selir baginda berpura-pura sakit parah. Tabib istana dulu serentakdipanggil sang Raja. Sesudah periksa selir tersebut, sang tabib menyampaikan bahwa ada satu orang yg sudah menyimpan racun dalam minuman tuan putri. “Orang itutidak lain ialah permaisuri Baginda sendiri,” kata sang tabib. Baginda jadi murka mendengar penjelasan tabib istana. Dia serta-merta memerintahkan patih buatmembuang permaisuri ke hutan & membunuhnya. 
Sang Patih cepat mengambil permaisuri yg sedang mengandung itu ke tengah hutan belantara. Namun, patih yg bijak itu tak ingin membunuh sang permaisuri. Rupanya sang patih telah mengetahui niat jahat selir baginda. “Tuan putri tak butuh khawatir, hamba dapat melaporkan terhadap Baginda bahwa tuan putri telah hamba bunuh,” kata patih. Utk mengelabui raja, sang patih melumuri pedangnya bersama darah kelinci yg ditangkapnya. Raja merasa puas dikala sang patih melapor jikalau beliau telahmembunuh permaisuri. 
Sesudah sekian banyak bln berada di hutan, sang permaisuri melahirkan satu orang anak pria. Anak itu diberinya nama Cindelaras. Cindelaras tumbuh jadi satu orang anakyg cerdas & rupawan. Sejak mungil dia telah berteman dgn binatang penghuni hutan. Satu Buah hridikala sedang asyik main-main, seekor rajawali menjatuhkan sebutir telur ayam. Cindelaras selanjutnya membawa telur itu & bermaksud menetaskannya. Sesudah 3 pekan, telur itu menetas jadi seekor anak ayam yg amat sangat lucu. Cindelaras memelihara anak ayamnya bersama rajin. Kian hri anak ayam itu tumbuh jadi seekor ayam jantan yg ganteng & kuat. Namun ada satu yg aneh dari ayam tersebut. Bunyi kokok ayam itu berlainan dgn ayam yang lain. “Kukuruyuk… Tuanku Cindelaras, rumahnya ditengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra…”, kokok ayam itu 
Cindelaras amat takjub mendengar kokok ayamnya itu & serta-merta memperlihatkan kepada ibunya. Dulu, ibu Cindelaras menceritakan asal usul kenapa mereka hinggaberada di hutan. Mendengar narasi ibundanya, Cindelaras bertekad buat ke istana & membeberkan kriminal selir baginda. Sesudah di ijinkan ibundanya, Cindelarasberangkat ke istana ditemani oleh ayam jantannya. Disaat dalam perjalanan ada orang-orang yg sedang menyabung ayam. Cindelaras seterusnya dipanggil oleh para penyabung ayam. “Ayo, seandainya berani, adulah ayam jantanmu bersama ayamku,” tantangnya. “Baiklah,” jawab Cindelaras. Kala diadu, nyatanya ayam jantan Cindelaras bertarung bersama perkasa & dalam ketika singkat, beliau sanggup mengalahkan lawannya. Sesudah sekian banyak kali diadu, ayam Cindelaras tak terkalahkan. 
Kabar mengenai kehebatan ayam Cindelaras menyebar dgn serta-merta sampai hingga ke Istana. Raden Putra hasilnya pula mendengar informasi itu. Selanjutnya, Raden Putra menyuruh hulubalangnya buat mengundang Cindelaras ke istana. “Hamba menghadap paduka,” kata Cindelaras bersama santun. “Anak ini rupawan & cerdas,kayaknya dia bukan keturunan rakyat jelata,” pikir baginda. Ayam Cindelaras diadu bersama ayam Raden Putra bersama satu syarat, apabila ayam Cindelaras kalahsehingga dirinya bersedia kepalanya dipancung, namun seandainya ayamnya menang sehingga setengah ketajiran Raden Putra jadi milik Cindelaras. 
Dua ekor ayam itu bertarung dgn kasep berani. Namun dalam dikala singkat, ayam Cindelaras sukses menaklukkan ayam sang Raja. Para penonton bersorak sorai mengelu-elukan Cindelaras & ayamnya. “Baiklah saya mengaku kalah. Saya bakal menepati janjiku. Namun, siapakah kau sebenarnya, anak jejaka?” Bertanya Baginda Raden Putra. Cindelaras serta-merta membungkuk seperti membisikkan sesuatu kepada ayamnya. Tak berapa lama ayamnya serentak berbunyi. “Kukuruyuk… Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra…,” ayam jantan itu berkokok berulang-ulang. Raden Putra terkejut mendengar kokok ayam Cindelaras. “Benarkah itu?” Bertanya baginda keheranan. “Benar Baginda, nama hamba Cindelaras, ibu hamba ialah permaisuri Baginda.” 
Bersamaan dgn itu, sang patih serentak menghadap & menceritakan seluruh histori yg sebenarnya sudah berjalan kepada permaisuri. “Aku sudah jalankan kesalahan,” kata Baginda Raden Putra. “Aku dapat memberikan hukuman yg setimpal kepada selirku,” lanjut Baginda bersama murka. Selanjutnya, selir Raden Putra serta di buang ke hutan. Raden Putra langsung memeluk anaknya & meminta maaf atas kesalahannya kemudian, Raden Putra & hulubalang langsung menjemput permaisuri ke hutan..Hasilnya Raden Putra, permaisuri & Cindelaras bakal berkumpul kembali. Sesudah Raden Putra wafat dunia, Cindelaras menukar kedudukan ayahnya. Dirinya memerintah negerinya bersama adil & bijaksana.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »